فياعباد الله، فيا أيها المسلمون، إخواني فى الله، أوصيكم ونفسي بتقوى الله ، اتقوالله واعبدوه ولا تشركوا به شيئا لعلكم تهتدون ولعلكم ترحمون. ويقول الله تبارك وتعالى، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ {البقرة: 21}
“Hai manusia, sembahlah Rabbmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah: 21)
وقال فى أية أخرى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَابْتَغُواْ إِلَيهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ {المائدة: 35}
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Al Maidah: 35)
Kaum muslimin jama’ah shalat jum’at masjid Darussalam wafaqakumullahu, marilah kita bersama-sama konsentrasikan diri kita secara penuh dengan melaksanakan paket jum’at hari ini, shalat jum’at, yang sebelumnya ada bagian tak terpisahkan yang menjadi pra syarat kesempurnaan dan keabsahan ibadah jum’at hari ini yaitu pelaksanaan khutbah. Sebab itu, sebagai upaya untuk selalu mengoptimalkan amaliyah ta’abbudiyah keimanan dan ketaqwaan kita, agar sekeluarnya kita dari masjid yang mulia ini dengan mengikuti khutbah jum’at dan shalat jum’at berdampak secara signifikan nanti akan menjadi lebih baik dan sempurna dari tadi dan sebelumnya. Berkenaan dengan ini, izinkanlah khatib menyampaikan khutbah singkatnya dengan tema “Dahsyatnya Beristighfar”.
Saudara-saudara, manusia dikatakan oleh Allah melalui firmanNya dengan beberapa sebutan dan istilah, salah satu dari penyebutan alquran terhadap manusia adalah An Nass yang artinya makhluk sosial, sebagai salah satu ciptaan Allah Ta’ala yang diberikan potensi, sumber daya insani untuk dijadikan berbagai amaliyah dan peribadatan agar memiliki karya dan prestasi yang lebih baik, yang mampu menghantarkan menjadi makhluk yang terbaik. Namun dibalik itu, manusia dibekali dengan potensi lemah dan buruk yaitu nafsu ammarah bis su’ dan faktor penghambat yaitu syaithan selaku musuh, selalu berupaya mendorong manusia berbuat khilaf, salah dan dosa.
Berkenaan dengan ini, secara fitrah manusia berpeluang berbuat salah dan dosa. Mulai dari sejak Nabi Adam manusia pertama dengan Hawa yang menurut sejarah dalam perspektif alquran ketika diberikan posisi sebagai khalifah, presiden direktur, memimpin, mengelola, memberdayakan, memanfaatkan dan mempertanggungjawabkan, maka disitulah ada kesalahan pertama yaitu melanggar ketetapan Allah. Dan dari situlah, maka berlaku kepada seluruh anak cucunya termasuk kepada kita semua. Sebab itu tidak ada manusia satupun di dunia ini yang tidak berbuat salah dan dosa.
Pertanyaannya, bagaimana jika kita sudah menghindarkan diri, kemudian dengan keterbatasan kita terperangkap kepada perbuatan salah, maka dengan sifat Rahman dan Rahim Allah memberikan sebuah metodologi agar kita kembali suci murni dan bersih melalui beristighfar.
Apa itu Istighfar?
istighfarSaudara-saudara, istighfar adalah kata berbahasa arab dari kata غفر yang artinya mengampuni, memaafkan. Mendapat awalan tiga huruf استغفر – يستغفر- استغفارا artinya meminta maaf atau memohon ampun. Dalam perspektif syare’at islam yang dimaksud beristighfar adalah seseorang yang melakukan kegiatan konkrit dengan motivasi meminta ampun atas segala kesalahan dan perbuatan dosa yang pernah dilakukan hanya kepada Allah Ta’ala semata. Sikap konkrit yang dilakukan seseorang untuk meminta maaf, memohon ampunan kepada Allah atas segala kesalahan, kekhilafan perbuatan dosa mulai dari hal terkecil sampai hal terbesar.
Kesempatan beristghfar ini tidak dibatasi oleh waktu, tempat, situasi ataupun kondisi. Sebab itu pertanyaannya adalah: adakah dasar hukum yang memerintahkan bahwa kita harus beristighfar? Dalam perspektif syare’at, istighfar (permohonan ampun kepada Allah) hukumnya fardhu ‘ain, wajib dilakukan tiap-tiap orang, kapan saja, dimana saja, dalam keadaan apa saja, karena hal itu menjadi tugas dan kewajiban kita.
Dasar Kewajiban Beristighfar
Dasar hukumnya antara lain tersurat dalam surat Nuh ayat 10.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارا
“Maka Aku katakan kepada mereka: “mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun”. (QS. Nuh: 10)
Bentuk ayat di atas adalah kata kerja perintah. Dari beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa perintah dalam ayat ini menunjukkan hukum wajib yang statusnya fardhu ‘ain, keharusan yang berlaku bagi tiap individu orang yang beragama islam.
Mohonlah ampun kalian kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya Allah Ta’ala adalah satu-satunya dzat yang Maha Pengampun. غفارا dalam gramatika bahasa arab adalah shighat Mubalaghah ikut wazan فعال yang artinya amat sangat, menyatakan tidak terbatas. Allah Ta’ala Maha Pengampun atas segala kesalahan dan dosa hamba-hamba-Nya, seberapapun banyak dosa yang telah diperbuat oleh para hamba-Nya, Allah Ta’ala terbuka memberikan ampunan.
وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“…..dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Muzammil: 20)
Manfaat Beristighfar
Apa manfaat dari istighfar, sampai-sampai Allah Ta’ala memberikan ketegasan wajib, jangan ada seorang muslim lalai untuk beristighfar karena semua perintah beristighfar manfaatnya kembali kepada pelakunya sendiri. Diantara dahsyatnya istighfar menurut perspektif Al-Quran yaitu:
Akan dipelihara, dijaga, dan diberi keamanan oleh Allah dari berbagai petaka, bencana dan musibah. Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta’ala di dalam alquran surat Al Anfal ayat 33.
وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”. (QS. Al Anfal: 33)
يستغفرون adalah kata kerja aktif (fi’il mudhari’) artinya selama masyarakat selalu aktif memohon ampun kepada Allah, tidak pernah membatasi dan menghitung berapa jumlah istighfar, disitulah Allah Ta’ala menjamin mereka selamat dari petaka, bencana, musibah, dan segala hal yang menyakitkan.
Allah akan senantiasa memberikan berbagai kenikmatan dan kesenangan sejati yang melimpah, penuh berkah dan tidak pernah terkira kapasitas, bentuk dan jenis jumlahnya.
وَأَنِ اسْتَغْفِرُواْ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُواْ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنِّيَ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ {هود: 3}
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat”. (QS. Hud: 3)
Mudah memperoleh bimbingan dan petunjuk dari Allah Ta’ala, sehingga memiliki kemampuan dan keberanian untuk mengambil suatu keputusan dalam berbagai hal terkait kebaikan dan kebenaran, sehingga ia menjadi selamat. Tidak ragu dan salah dalam mengambil keputusan, keputusan yang diambil selalu baik dan benar, karena hal itu berdasarkan petunjuk yang diberikan Allah Ta’ala sebagai balasan atas istighfar yang dilakukan.
وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحاً ثُمَّ اهْتَدَى
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar”. (QS. Thaha: 82)
Dalam gramatika bahasa arab kata ثمّ adalah huruf athaf yang menyatakan kata satu mengikuti kata sebelumnya melalui proses, urut tetapi berselang. Petunjuk Allah Ta’ala akan diikutkan setelah seseorang mau bertaubat, mempertahankan iman, mau beramal shalih, dan tetap di atas kebenaran, maka petunjuk Allah Ta’ala berhak ia miliki, sehingga ia tidak akan tersesat.
Dirinya menjadi bersih dari segala noda dan dosa, berapapun dosa yang telah diperbuat sehingga ia menemukan kepastian hukum, memilki keyakinan sejati yang mampu menghantarkan dirinya untuk menjadi orang baik-baik, karena menadapat ampunan dari Allah Ta’ala. Dasarnya adalah firman Allah Ta’ala dalam surat An Nisa’: 110.
وَمَن يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً رَّحِيماً (النساء: 110)
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisaa’: 110)
Maksudnya semua dosa yang pernah diperbuat, kejahatan, perbuatan buruk, semua kezaliman yang diperbuat discan oleh Allah Ta’ala sehingga menjadi steriil. Alhasil ia akan memiliki rasa kepercayaan yang tinggi, ketenangan, ketentraman, sehingga optimal melakukan berbagai amal peribadatan.
Memperoleh jaminan surga karena telah benar-benar menunjukkan prestasi sebagai orang bertakwa sejati. Dia sadar akan kesalahannya, mau meminta ampun atas kesalahannya dan ridha untuk memperbaiki kesalahannya sehingga bersedia untuk selalu berbuat yang lebih baik di hari yang akan datang.
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (آل عمران: 133)
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”. (QS. Ali Imran: 133)
Dalam beberapa kitab tafsir dijelaskan bahwa salah satu indikator orang bertakwa yaitu mereka rajin beristighfar kepada Allah, selalu berkompetisi memperoleh ampunan Allah, sehingga mereka pantas mendapat jaminan surga sebagai kenikmatan mutlak yang tidak pernah ada duanya.
Inilah surga yang dijanjikan kepada mereka yang beristighfar. Mari kita tangkap peluang ini, agar keluar dari masjid ini kita dapat mengamalkannya untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah Ta’ala.
بارك الله لي ولكم فى القرأن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو الغفورالرحيم، أقول قولي هذا وأستغفرالله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الودود
Sumber:
http://play.google.com/store/apps/details?id=com.muslimmedia.Khutbah1